Sabtu, 11 Juni 2011

[Wisata] Potret Pacu Jalur Rakyat Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi Riau

A. Selayang Pandang

Pacu Jalur adalah sejenis lomba dayung tradisional khas daerah Kuantan Singingi (Kuansing) yang hingga sekarang masih ada dan berkembang di Propinsi Riau. Lomba dayung ini menggunakan perahu yang terbuat dari kayu gelondongan yang oleh masyarakat sekitar juga sering disebut jalur. Upacara adat khas daerah Kuansing ini diselenggarakan setiap satu tahun sekali untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 23—26 Agustus. Panjang perahu/jalur yang digunakan dalam lomba ini berkisar antara 25—40 meter dengan jumlah atlet 40—60 orang tiap perahu. Biasanya, festival ini diikuti oleh ratusan perahu dan melibatkan beribu-ribu atlet dayung, serta dikunjungi oleh ratusan ribu penonton baik wisatawan domestik maupun mancanegara.



Konon, kegiatan lomba dayung ini merupakan warisan budaya masyarakat Kuantan Singingi yang telah berlangsung sejak tahun 1900-an. Perahu atau jalur, dahulu, sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sarana transportasi untuk mengangkut hasil bumi atau pun hasil hutan. Kebiasaan menggunakan perahu inilah yang mungkin merupakan cikal bakal kegiatan Pacu Jalur. Pada zaman penjajahan Belanda, Pacu Jalur juga dimanfaatkan oleh pemerintah Belanda untuk memeringati serta memeriahkan hari ulang tahun ratu mereka yang bernama Ratu Wilhelmina. Namun, semenjak Indonesia merdeka, Pacu Jalur berangsur-angsur dijadikan upacara khas untuk merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pada awalnya, kegiatan Pacu Jalur hanya diikuti oleh segelintir masyarakat di sekitar daerah Kuantan Singingi. Namun, dalam perkembangannya, kegiatan ini banyak mendapat perhatian dan simpati dari berbagai kawasan, terutama daerah-daerah kawasan Riau dan sekitarnya serta mancanegara. Oleh karena itu, saat ini festival Pacu Jalur tidak hanya milik masyarakat Kuantan Singingi saja, melainkan telah menjadi pesta rakyat milik masyarakat Riau dan kawasan sekitarnya. Festival yang bernuasa tradisional ini telah ditetapkan masuk ke dalam Kalender Pariwisata Nasional (Major Event).

B. Organisasi Jalur

Pada organisasi / panitia jalur terdapat tiga pihak yang terlibat langsung dengan urusan jalur antara lain :
1. Partuo / Patua
Adalah panitia/ organisasi jalur yang terdiri dari orang-orang yang dituakan pada suatu banjar/ kampung, yang memiliki tugas :
a. Mencari, memilih dan menentukan kayu jalur
b. Menentukan tukang jalur dan tenaga bantuan dari masyarakat
c. Menentukan dukun jalur
d. Mengadakan rapat-rapat / musyawarah tentang jalur
e. Mengatur kepentingan tukang jalur selama bekerja di hutan dan penyelesaian pekerjaan lainnya
f. Mengurus kepentingan dukunjalur dalam upacara pacu jalur

2. Dukun Jalur
Kebanyakan setiap kampung hanya mempunyai satu orang dukun untuk satu jalur, namun dapat saja satu orang dukun mambawahi lebih dari satu buah jalur atau lebih atau satu buah jalur memiliki lebih dari satu orang dukun. Adapun tugas dukun jalur adalah :
a. Memberi masukan tentang penentuan dan memilih kayu jalur pada Partuo
b. Memimpin upacara manobang jalur
c. Menentukan langkah jalur, seperti : waktu maelo jalur, waktu turun ke batang kuantan, waktu berangkat ketempat pacu, dsb.
d. Menawari jalur, seperti : membacakan mantra disaat jalur sudah diisi oleh anak pacu, dengan tujuan agar anak pacu selamat dari marabahaya dan menawari atau mengobati jalur.
e. Memberikan ramalan-ramalan mengenai jalur.
f. Mempersatukan anak jalur.
g. Memompan, yaitu merupakan kegiatan mengganggu anak pacu atau jalur lawan dengan menggunakan mantra dan bahan-bahan seperti ; sirih, pinang, telur, penjahit dsb.
3. Anak Pacu
Anak Pacu adalah sekumpulan orang-orang yang berada didalam/ diatas jalur yang berkisar mencapai 50 orang dan terbagi menurut fungsi dan tugas mereka masing-masing, diantaranya :
a. Tukang Tari
Berjumlah 1 orang, posisinya berada di haluan jalur paling depan, yang memiliki peran menari, baik jika jalur menang maupun kalah. Dengan tujuan untuk memberi semangat kepada anak pacu, membantu tukang onjai menggerakkan haluan jalur agar jalur semakun laju.
b. Tukang Concang
Berjumlah 2 orang, posisinya berada dibelakang setelah tukang tari yang berperan bagaikan kapten kesebelasan dalam sepak bola, bertugas menentukan lambat atau pacu berkayuh.
c. Tukang Kayuh
Jumlahnya bisa mencapai 40 orang, posisinya disepanjang jalur, bertugas mengayuh jalur sekuat tenaganya, namun mendayung tersebut harus serempak.
d. Tukang Timbo
Berjumlah 1 orang, posisinya ditengah-tengah jalur, bertugas menimba air yang masuk kedalam jalur dan memberi aba-aba untuk mulai berkayuh dengan cara melucutkan upih ke air serta memberikan semangat kepada anak pacu dalam berpacu.
e. Tukang Kemudi
Berjumlah 2 orang, posisinya didepan tukang onjai, tugasnya dan fungsinya untuk mengendalikan arah dan keseimbangan jalur sewaktu dikayuh oleh anak pacu.
f. Tukang Onjai
Berjumlah 1 orang, posisinya berada dipaling belakang, bertugas maonjai agar haluan jalur turun naik sewaktu sedang dipacu, hal ini dibutuhkan sebab tanpa tukang onjai jalur tidak akan laju dan kemungkinan akan karam.

C. Keistimewaan

Kegiatan Pacu Jalur merupakan pesta rakyat yang terbilang sangat meriah. Bagi para wisatawan yang berkunjung ke acara ini dapat menyaksikan kemeriahan festival yang merupakan hasil karya masyarakat Kuantan Singingi ini. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Pacu Jalur merupakan puncak dari seluruh kegiatan, segala upaya, dan segala keringat yang mereka keluarkan untuk mencari penghidupan selama setahun. Pendeknya, Pacu Jalur selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Masyarakat Kuantan Singingi dan sekitarnya tumpah ruah menyaksikan acara yang ditunggu-tunggu ini. Karena meriahnya acara ini, konon beredar cerita, bahwa sepasang suami istri harus rela bercerai jika salah satu pasangannya dilarang mendatangi acara tersebut.
Selain sebagai event olahraga yang banyak menyedot perhatian masyarakat, festival Pacu Jalur juga mempunyai daya tarik magis tersendiri. Festival Pacu Jalur dalam wujudnya memang merupakan hasil budaya dan karya seni khas yang merupakan perpaduan antara unsur olahraga, seni, dan olah batin. Namun, masyarakat sekitar sangat percaya bahwa yang banyak menentukan kemenangan dalam perlombaan ini adalah olah batin dari pawang perahu atau dukun perahu. Keyakinan magis ini dapat dilihat dari keseluruhan acara ini, yakni dari persiapan pemilihan kayu, pembuatan perahu, penarikan perahu, hingga acara perlombaan dimulai, yang selalu diiringi oleh ritual-ritual magis. Pacu Jalur dengan demikian merupakan adu/unjuk kekuatan spiritual antar-dukun jalur. Selain perlombaan, dalam pesta rakyat ini juga terdapat rangkaian tontonan lainnya, di antaranya Pekan Raya, Pertunjukan Sanggar Tari, pementasan lagu daerah, Randai Kuantan Singingi, dan pementasan kesenian tradisional lainnya dari kabupaten/kota di Riau.
Para wisatawan yang berkunjung ke festival ini juga dapat mengunjungi obyek-obyek wisata lainnya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi penyelenggaraan acara ini, seperti Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban di Desa Lubuk Ambacang, dan Desa Wisata Sentajo yang menyimpan warisan rumat adat tradisional zaman dahulu.

D. Lokasi

Pacu Jalur diselenggarakan di pinggir Sungai Kuantan (Teluk Kuantan) yang juga terkenal dengan nama Tepian Narosa di Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau, Indonesia.

E. Akses

Lokasi Pacu Jalur yang berada di Tepian Narosa berjarak kira-kira 150 km dari Kota Pekanbaru ke arah selatan. Dengan menggunakan kendaraan pribadi roda empat, para wisatawan yang ingin menyaksikan event besar ini, cukup menempuh perjalanan sekitar tiga setengah jam dari Kota Pekanbaru. Alernatif lain untuk menuju lokasi acara pesta rakyat ini adalah menggunakan transportasi umum yang tersedia dari Kota Pekanbaru menuju Kota Kuantan Singingi. Namun, karena belum tersedia angkutan dalam kota di Kabupaten Kuantan Singingi, pengujung disarankan untuk menggunakan jasa ojek dan mobil pick up menuju lokasi pertunjukan.

F. Harga Tiket

Pengunjung yang menyaksikan festival ini tidak dipungut biaya.

G. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Pemerintah kota setempat sedang merencanakan pembangunan fasilitas-fasilitas penunjang di sekitar lokasi Festival Pacu Jalur ini, seperti WC umum, masjid, tribune penonton, menara air bersih, trotoar, wisma, hotel, speed boat penolong, posko kesehatan, warung makan, toko suvenir, dan lain-lain.


Foto-Foto Pacu Jalur Dari berbagai Sumber :

















Sumber : Sebatang Lidi , Wisata Melayu

0 komentar:

Posting Komentar